Lösch mir die Augen aus: ich kann dich sehn,
wirf mir die Ohren zu: ich kann dich hören,
und ohne Füße kann ich zu dir gehn,
und ohne Mund noch kann ich dich beschwören.
Brich mir die Arme ab, ich fasse dich
mit meinem Herzen wie mit einer Hand,
halt mir das Herz zu, und mein Hirn wird schlagen,
und wirfst du in mein Hirn den Brand,
so werd ich dich auf meinem Blute tragen.
---
Rainer Maria Rilke, Sommer/Herbst 1899, ?
***
Put out my eyes, and I can see you still
Put out my eyes, and I can see you still,
Slam my ears too, and I can hear you yet;
And without any feet, I can go to you;
And tongueless, I can conjure you at will.
Break off my arms, I shall take hold of you
And grasp you with my heart as with a hand;
Arrest my heart, my brain will beat as true;
And if you set this brain of mine afire,
Then on my blood-stream I yet will carry you.
---
Rainer Maria Rilke (1875-1926), Bohemian–Austrian poet, in: "The Book of Hours"
Translation from German: Babette Deutsch (1895-1982), American poet, critic, translator, and novelist.
***
Padamkan Mataku
Padamkan mataku, aku tetap bisa melihatmu,
Sumbatlah telingaku, aku tetap bisa mendengarmu,
dan tanpa kaki, aku masih bisa menuju dirimu,
dan tanpa mulut, aku masih dapat memohon padamu.
Putuskan tanganku, aku tetap memegangmu
dengan jantungku bagaikan dengan tanganku,
Remaslah jantungku, dan otakku akan tetap berdetak,
dan lemparkan bara dalam otakku
maka aku akan tetap membawamu dengan darahku.
---
terjemahan Sapto Condro, di miliscab.
terinspirasi dari buku "Rilke: Padamkan Mataku", kumpulan puisi Rilke dan terjemahannya, oleh Krista Saloh-Forster, Berthold Damshauser & Agus R. Sarjono
Di buku tersebut, Agus Sarjono menerjemahkan terlalu "kata per kata", sedangkan aku menerjemahkan dengan pengaruh terjemahan puisi Kahlil Gibran oleh Bentara.
Padamkan mataku. tinyurl.com/lowscrg (miliscab) plurk.com/p/iosgwa
— iscab.saptocondro (@saptocondro) May 31, 2013
Terjemahan yang menurutku lebih kaya akan permainan kata adalah terjemahan Ucu Agustin, Padamkan Mataku. Sayang sekali, penggunaan tanda baca dan permainan inversinya kurang mantap.
Padamkan Mataku
Meski kau padamkan bara di mataku aku masih bisa melihatmu,
Sumbatlah rapat telingaku aku masih mendengarmu,
Tanpa kaki aku masih sanggup mendatangimu,
Mulut tiada aku masih dapat memanggilmu,
Potonglah lenganku aku masih sangup memegangmu,
Hentikan jantungku maka otakku akan berdetak,
Dan jika kau sulut otak itu,
Kau bakal kupanggul dalam darahku!
---
*rainer maria rilke*
musim panas/musim gugur 1899
***
Ich liebe diese Poesie. Sie gibt mir wieder die Kraft in meinem Leben, um zu kämpfen. Ich erwerbe die Beharrlichkeit von dieser Poesie, jedes Mal ich sie lese.
Bremen, 31 Mei 2013
iscab.saptocondro
Keine Kommentare:
Kommentar veröffentlichen